CTKI Korsel ‘Korban Penipuan’ Mengadu ke BNP2TKI

Kamis, 14 Januari 2010

CTKI Korsel ‘Korban Penipuan’ Mengadu ke BNP2TKI

Jakarta, BNP2TKI, Rabu (13/01) -- Sudah jatuh tertimpa tangga. Rupanya, inilah nasib yang dialami Bowo dan 200-an calon tenaga kerja Indonesia (TKI) yang hendak mencari nafkah ke Korea Selatan. Bukannya pekerjaan yang mereka dapatkan, tetapi justru uang Rp 40 juta menghilang tanpa jejak.

Kamis, 14 Januari 2010

CTKI Korsel ‘Korban Penipuan’ Mengadu ke BNP2TKI

Jakarta, BNP2TKI, Rabu (13/01) -- Sudah jatuh tertimpa tangga. Rupanya, inilah nasib yang dialami Bowo dan 200-an calon tenaga kerja Indonesia (TKI) yang hendak mencari nafkah ke Korea Selatan. Bukannya pekerjaan yang mereka dapatkan, tetapi justru uang Rp 40 juta menghilang tanpa jejak.

Bowo mengungkapkan, pada awal Januari lalu, dirinya dan 200-an calon diiming-iming sejumlah sponsor atau calo yang mencatut oknum Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), dan mengaku bisa mengusahakan pekerjaan ke Korsel dengan cepat, asal mau membayar Rp 40 juta. Tanpa ragu mereka langsung menanggapi tawaran tersebut dengan serius.

Karena dijanjikan memperoleh gaji yang besar, Bowo dan ke-200 calon TKI itu masing-masing berusaha mengumpulkan uang sebesar Rp 40 juta untuk biaya mengurus segala persyaratan terkait dengan pekerjaan ke Korea Selatan.

“Siapa yang tidak tergiur dengan iming-iming bisa cepat kerja dengan gaji besar. Apalagi, pihak sponsor sudah meyakinkan dengan menunjukkan jadwal terbang berikut kelengkapan segala persyaratan lainnya. Sementara mencari pekerjaan di dalam negeri cukup sulit,” ungkap Bowo kepada Krisis Center BNP2TKI, Rabu (13/01) sore.

Bahkan, kata Bowo, sebagian rekan calon TKI lain yang berasal dari daerah-daerah diyakinkan sudah terbang ke Jakarta untuk kemudian menunggu jadwal keberangkatan ke Korsel. Tetapi, yang terjadi bukannya diterbangkan ke negara tujuan. Melainkan mereka dibawa ke hotel dan ke Puncak, Bogor, dengan alasan untuk melengkapi persyaratan lainnya. Misalnya, untuk urusan visa, penggantian nama, dan sebagainya.

"Memang, selama di hotel dan Puncak, Bogor, kami dan teman-teman dijamu makanan dan hiburan. Namun, penjamuan dan hiburan itu berujung tipu-tipu. Sebab, kami kemudian ditinggal pergi dan sulit mencari jejak para sponsor itu," ungkap Bowo.

Bowo dan ke-20 calon TKI yang gagal terbang ke Korsel ini – mewakili ke-200 calon TKI lainnya -- datang mengadu ke Krisis Center BNP2TKI, karena di antara sponsor -- seperti Roki, Suwantoro, dan Fari Hendra -- itu ada yang mencatut nama oknum pejabat BNP2TKI dengan meyakinkan foto-foto.

“Kami datang mengadu agar ada penyelesaian yang bijak, karena selama ini kami selalu diombang-ambingkan ketika mencoba mencari jejak para sponsor itu,” kata Bowo saat diterima Kepala Crisis Center BNP2TKI, Kustomo.

Tiga Tuntutan

Kepada Kustomo, Bowo dan rekan-rekannya mengajukan tiga tuntutan, yaitu: bisa terbang dan segera bisa bekerja, minta uang dikembalikan, dan (jika dua tuntutan tersebut tidak bisa dikabulkan) meminta sang calo atau sponsor diproses secara hukum.

Menurut Kustomo, untuk tuntutan yang pertama, yakni bisa terbang, yang jelas pihak BNP2TKI tidak bisa mengusahakan membantu. “Mengingat, apa yang dilakukan Bowo dan rekan-rekan ini termasuk ilegal. Kecuali, kalau bisa menyebutkan nama perusahaan yang menjadi sponsor para calon TKI ini, kami berusaha untuk membantu mencarikan jalan keluar,” kata Kustomo.

Sedang untuk tuntutan kedua dan ketiga, kata Kustomo, pihak Crisis Center BNP2TKI masih berusaha mempelajari lebih jauh berdasarkan laporan pengaduan dan data-data yang kami terima, berikut berusaha membantu mencarikan jalan keluarnya. “Itu pun, bukan kewenangan kami untuk memutuskan. Setelah kami mempelajari semua pengaduan dan data-data, kemudian akan kami laporkan kepada Kepala BNP2TKI,” tandas Kustomo.***(IB)

Leave a Reply

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
free counters

Perkiraan Harga Blog Ini


ShoutMix chat widget

My Followers